SERBA-SERBI TENTANG ANAK

Vivi, Iram n Aldo berpose FOTO by LINDU


Stop Dulu yang Lain, Temani Anak! Apa pun karier Anda, entah ibu rumah tangga, wanita karier atau apa saja, seringkali kita tetap kerepotan membagi waktu khusus untuk anak-anak. Jangan lekas merasa gagal sebagai orang tua hanya karena tak bisa mencurahkan seluruh waktu untuk mereka. Sebab, yang justru diperlukan anak adalah orang tua berada dekat mereka di saat mereka membutuhkannya. Dan kebutuhan itu amat bervariasi, yang mungkin kita anggap sepele. Misalnya, ketika anak akhirnya bisa menyelesaikan prakaryanya atau ingin berbagi ketawa saat menonton film kartun lucu di televisi. Bila mereka memanggil Anda pada saat-saat seperti ini, jangan tawar lagi. Hentikan segera pekerjaan yang lain. Temani mereka. Meski ini hanya berlangsung sebentar, jangan salah, nilainya mahal sekali. Mengajar Anak Bicara Sopan Tak bisa dipungkiri, orang tua adalah teladan anak-anak. Kalau bapak dan ibu suka bertengkar dengan memaki-maki, maka anak mendapat pelajaran memaki. Begitu juga kalau pasangan kerap membantah satu sama lain, anak-anaknya akan meniru. Butuh waktu untuk memperbaiki kembali andaikata anak-anak bicara tidak sopan pada ayahnya. Sebaiknya, jangan langsung memarahi anak. Lerai dulu sebentar, biarkan anak tenang, lalu tanyakan kenapa harus sampai marah-marah atau selalu membantah ayahnya. Jawaban apa pun yang diberikan, jangan salahkan anak. Tampung perasaan dan pendapatnya, kemudian coba bahas materi dengan tenang dan logis. Lakukan itu tiap kali anak mulai mengamuk pada Anda atau suami. Tapi yang lebih penting, jadilah teladan yang baik saat berbeda pendapat dengan pasangan. Terapi "Pisah Rumah" Anak-anak kadang-kadang bertengkar atau cekcok mulut. Namun kalau sudah keseringan, mungkin sudah waktunya untuk liburan singkat. Biarkan anak-anak saling menjauh untuk sementara. Telepon saudara-saudara dekat atau sahabat, minta agar anak Anda bisa berakhir pekan di rumah yang berlainan. "Perpisahan" sementara ini dapat membuat mereka kangen satu sama lain. Di samping itu, anak jadi punya pengalaman untuk dibagi. Anda pun, selagi anak-anak tidak di rumah, bisa menyalakan api asmara bersama pasangan. Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Kantong Tidur untuk Mimpi Buruk Anak-anak yang terbangun oleh mimpi buruk tengah malam, senang mengungsi ke kamar ayah-ibunya. Meskipun kemudian sudah sadar, si anak "keenakan" tidur diapit ayah bundanya. Untuk mengatasinya, gelar kantong tidur di kamar. Kalau anak terbangun tengah malam, biarkan kantong itu menjadi tempat "transit"nya. Ini cara agar mereka mau kembali ke kamarnya yang lebih nyaman, daripada tidur di atas sleeping bag. Anteng Saat Tumbuh Gigi Orang tua memang harus sabar menghadapi kerewelan si kecil yang sedang tumbuh gigi. Timang-timang dia, lalu berikan mainan lembut yang bisa digigit-gigit. Pijat gusinya dengan perlahan-lahan. Kalau si bayi sudah agak lebih besar, biarkan ia menghisap permen loli. Merapikan Mainan Mari bermain-main sedikit saat membereskan mainan anak-anak berantakan. Kumpulkan semua mainan di tengah ruangan. Ambil tiga kardus, masing-masing beri tulisan "Disumbangkan", "Sampah", dan "Simpan". Pilah-pilah tumpukan barang itu bersama anak. Tetapkan mana yang layak untuk diberikan pada orang lain, mana yang masih disayang , mana yang tidak pantas lagi untuk kedua kriteria itu. Kalau anak sudah menentukan mainan yang akan disimpan, ambil lagi dua kardus. Yang besar untuk mainan ukuran besar dan kardus kecil berisi mainan seperti kartu dan mobil-mobilan kecil, untuk disimpan di rak buku anak-anak. Uang Saku = Tanggung Jawab Memberi uang saku bisa merupakan upaya melatih tanggung jawab. Besar-kecilnya uang yang diberikan, tergantung pada umur, penghasilan orang tua, dan kerajinan si anak membantu pekerjaan rumah tangga. Makin besar si anak, tentu uang sakunya naik karena kebutuhan bertambah. Namun, bisa saja uang sakunya tetap, tapi ada ekstra tiap minggu. Misalnya, Rp 50 ribu untuk dihabiskan akhir pekan. Kalau mereka masih minta tambahan, Anda boleh menagih juga imbalan kerja ekstra mereka. taken from http://www.tabloidnova.com/)

0 Comments:

Post a Comment