CERITA 1

Lindu senang punya banyak teman.
Lindu senang naik kelas dua kasian ada yang tidak naik kelas.
Lindu senang sekali bisa main bersama teman lindu.
Papa terimakasih papa Lindu senang jalan jalan di kolam renang.
Lindu ulangan dapat nilai tinggi. Lindu diajak Papa kekantor. sekarang Lindu senang
rajin menulis. Lindu rajin membaca di sekolah atau di rumah. Mentari adalah. kawan
masih kecil dulu masih
tk. dan teman Lindu baik sekali sama Lindu.
Lindu senang ngetik dikemputer.
Lindu pernah kemandor.
teman lindusenang punya temankayak kamu.


Purnama 2 Juli 2007

ADIKKU IRAM YANG LUCU


Suatu hari Iram berjalan, karena baru pandai berjalan ia sering kehilangan keseimbangan dan kerap menabrak dinding.

Dek iram juga kadang juga cengeng dan menggigit Lindu.

Tapi satu yang paling Dek iram suka, kalau melihat hewan. Mulai dari cecak, semut hingga kucing dan anjing.

Nah, kalau sudah melihat mahluk2 itu dia langsung ngomong," ata..atah..ata..ataataata.

Maklum baru pandai ngomong juga, umurnya baru setahun lo..


2007

Hujan 2


by Lindu

Hujan
kau turun kapan saja
pagi siang sore sampai malam
lindu tidak ingin turun hujan
yang menyebabkan banjir dunia

Tanjung Hulu, 2007

Kupu-kupu

Silly Happy Orange & Yellow Butterfly Gif ImagesDi dunia terdapat lebih kurang 20.000 spesies kupu- kupu, dengan Brasil sebagai pemilik keragaman jenis terbanyak. Maklum, Brasil punya hutan hujan tropis Amazon yang memang luar biasa kandungan flora dan faunanya. Namun, Indonesia sebenarnya tidak kalah. Justru karena terdiri lebih dari 17.000 pulau, ada pemisahan habitat kupu- kupu sehingga makin tinggi ragamnya. Dengan sekitar 2.500 jenis kupu-kupu, Indonesia menjadi negara kedua pemilik kupu-kupu terbanyak di dunia, 50 persennya adalah kupu-kupu endemik yang berarti hanya ada di tempat itu.
Kupu-kupu berkaitan erat dengan lingkungan. Tidak hanya karena lingkungan yang rusak membuat populasi kupu- kupu berkurang, tetapi tanpa kupu-kupu, hutan juga berkurang keanekaannya. Pasalnya, kupu-kupu—seperti halnya serangga lain dan kelelawar—membantu penyerbukan tanaman yang menjaga dinamika hutan.
Seekor kupu-kupu dewasa rata-rata berumur satu bulan. Kupu-kupu di alam umurnya lebih pendek karena predator, penyakit, maupun benda bergerak yang lebih besar seperti mobil. Walau begitu, seperti yang dipaparkan North American Butterfly Association, ada juga yang ekstrem seperti kupu-kupu monarch, mourning cloak, dan tropical heliconian yang bisa hidup hingga sembilan bulan. Sebaliknya kupu-kupu terkecil hanya berumur satu minggu.
Kupu-kupu hidup dari nektar bunga meski ada juga jenis yang tidak pernah mengunjungi taman bunga dan lebih suka makan getah tumbuhan, bagian hewan yang membusuk, atau materi organik lainnya.
Namun, kupu-kupu harus dibedakan dengan ngengat. Keduanya memang termasuk keluarga serangga yang disebut Lepidoptera dan memiliki beberapa ciri yang mirip, termasuk sayap yang bercorak. Bedanya, sayap kupu-kupu lebih berwarna-warni dan mencolok dibandingkan dengan sayap ngengat yang buram kecoklatan. Kupu-kupu juga aktif pada siang hari, sementara ngengat pada malam hari.
Perbedaan lainnya adalah antena kupu-kupu yang tajam dengan tonjolanseperti tongkat golf, sementara antena ngengat seperti kawat lampu yang ditempel di kepalanya. (nes/kompas)

SERBA-SERBI TENTANG ANAK

Vivi, Iram n Aldo berpose FOTO by LINDU


Stop Dulu yang Lain, Temani Anak! Apa pun karier Anda, entah ibu rumah tangga, wanita karier atau apa saja, seringkali kita tetap kerepotan membagi waktu khusus untuk anak-anak. Jangan lekas merasa gagal sebagai orang tua hanya karena tak bisa mencurahkan seluruh waktu untuk mereka. Sebab, yang justru diperlukan anak adalah orang tua berada dekat mereka di saat mereka membutuhkannya. Dan kebutuhan itu amat bervariasi, yang mungkin kita anggap sepele. Misalnya, ketika anak akhirnya bisa menyelesaikan prakaryanya atau ingin berbagi ketawa saat menonton film kartun lucu di televisi. Bila mereka memanggil Anda pada saat-saat seperti ini, jangan tawar lagi. Hentikan segera pekerjaan yang lain. Temani mereka. Meski ini hanya berlangsung sebentar, jangan salah, nilainya mahal sekali. Mengajar Anak Bicara Sopan Tak bisa dipungkiri, orang tua adalah teladan anak-anak. Kalau bapak dan ibu suka bertengkar dengan memaki-maki, maka anak mendapat pelajaran memaki. Begitu juga kalau pasangan kerap membantah satu sama lain, anak-anaknya akan meniru. Butuh waktu untuk memperbaiki kembali andaikata anak-anak bicara tidak sopan pada ayahnya. Sebaiknya, jangan langsung memarahi anak. Lerai dulu sebentar, biarkan anak tenang, lalu tanyakan kenapa harus sampai marah-marah atau selalu membantah ayahnya. Jawaban apa pun yang diberikan, jangan salahkan anak. Tampung perasaan dan pendapatnya, kemudian coba bahas materi dengan tenang dan logis. Lakukan itu tiap kali anak mulai mengamuk pada Anda atau suami. Tapi yang lebih penting, jadilah teladan yang baik saat berbeda pendapat dengan pasangan. Terapi "Pisah Rumah" Anak-anak kadang-kadang bertengkar atau cekcok mulut. Namun kalau sudah keseringan, mungkin sudah waktunya untuk liburan singkat. Biarkan anak-anak saling menjauh untuk sementara. Telepon saudara-saudara dekat atau sahabat, minta agar anak Anda bisa berakhir pekan di rumah yang berlainan. "Perpisahan" sementara ini dapat membuat mereka kangen satu sama lain. Di samping itu, anak jadi punya pengalaman untuk dibagi. Anda pun, selagi anak-anak tidak di rumah, bisa menyalakan api asmara bersama pasangan. Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Kantong Tidur untuk Mimpi Buruk Anak-anak yang terbangun oleh mimpi buruk tengah malam, senang mengungsi ke kamar ayah-ibunya. Meskipun kemudian sudah sadar, si anak "keenakan" tidur diapit ayah bundanya. Untuk mengatasinya, gelar kantong tidur di kamar. Kalau anak terbangun tengah malam, biarkan kantong itu menjadi tempat "transit"nya. Ini cara agar mereka mau kembali ke kamarnya yang lebih nyaman, daripada tidur di atas sleeping bag. Anteng Saat Tumbuh Gigi Orang tua memang harus sabar menghadapi kerewelan si kecil yang sedang tumbuh gigi. Timang-timang dia, lalu berikan mainan lembut yang bisa digigit-gigit. Pijat gusinya dengan perlahan-lahan. Kalau si bayi sudah agak lebih besar, biarkan ia menghisap permen loli. Merapikan Mainan Mari bermain-main sedikit saat membereskan mainan anak-anak berantakan. Kumpulkan semua mainan di tengah ruangan. Ambil tiga kardus, masing-masing beri tulisan "Disumbangkan", "Sampah", dan "Simpan". Pilah-pilah tumpukan barang itu bersama anak. Tetapkan mana yang layak untuk diberikan pada orang lain, mana yang masih disayang , mana yang tidak pantas lagi untuk kedua kriteria itu. Kalau anak sudah menentukan mainan yang akan disimpan, ambil lagi dua kardus. Yang besar untuk mainan ukuran besar dan kardus kecil berisi mainan seperti kartu dan mobil-mobilan kecil, untuk disimpan di rak buku anak-anak. Uang Saku = Tanggung Jawab Memberi uang saku bisa merupakan upaya melatih tanggung jawab. Besar-kecilnya uang yang diberikan, tergantung pada umur, penghasilan orang tua, dan kerajinan si anak membantu pekerjaan rumah tangga. Makin besar si anak, tentu uang sakunya naik karena kebutuhan bertambah. Namun, bisa saja uang sakunya tetap, tapi ada ekstra tiap minggu. Misalnya, Rp 50 ribu untuk dihabiskan akhir pekan. Kalau mereka masih minta tambahan, Anda boleh menagih juga imbalan kerja ekstra mereka. taken from http://www.tabloidnova.com/)

AJI Gelar Lomba Penulisan tentang Anak

September 9th, 2006 ·

Kasus kekerasan terhadap anak akhir-akhir ini semakin marak dilaporkan oleh media massa. Jumlah kasus yang sebenarnya terjadi di masyarakat mungkin jauh lebih banyak daripada yang diberitakan di media, mengingat kejadian-kejadian yang terjadi di lingkungan keluarga dan sekolah sering tidak dilaporkan.
Temuan UNICEF dan Lembaga Perlindungan Anak pada tahun 2002 dan 2003 di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur menunjukkan seriusnya masalah kekerasan terhadap anak. Meskipun kehati-hatian diperlukan untuk tidak begitu saja menganggap temuan ini sebagai cerminan keadaan di Indonesia, namun temuan ini memperingatkan akan tingginya angka kekerasan terhadap anak.Dari 125 anak yang disurvei di NTB, dua pertiga anak laki-laki dan sekitar sepertiga anak perempuan yang disurvei mengaku pernah dipukul. Lebih dari seperempat anakperempuan yang disurvei mengaku pernah diperkosa. Dalam survei yang lebih luas cakupannya pada tahun 2003 di NTT, yang melibatkan 1.700 anak, kebanyakan anak melaporkan pernah ditampar, ditonjok, atau dilempari sesuatu.
Pada awal tahun 2006 ini UNICEF dan Universitas Atma Jaya memaparkan temuan awal kajiannya tentang kekerasan terhadap anak di Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara yang mengungkapkan bahwa kekerasan di sekolah terjadi dalam bentuk fisik, seksual dan emosional.
Kecenderungan ini, tentu saja sangat mengkhawatirkan. Selain kekerasan terhadap anak merupakan pelanggaran terhadap hak anak, Undang Undang Perlindungan Anak menyatakan bahwa kekerasan terhadap anak merupakan tindak kejahatan. Oleh karena itu, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) bekerjasama dengan badan PBB yang menangani isu anak, yaitu the United Nations Children’s Fund (UNICEF), untuk pertama kalinya menyelenggarakan Lomba Penulisan tentang Anak untuk wartawan.
“Lomba penulisan ini diharapkan akan memacu wartawan dan media massa agar lebih memberi perhatian pada isu-isu anak,” kata Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Heru Hendratmoko. Dengan banyaknya pemberitaan yang berkualitas di media, diharapkan isu ini menumbuhkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya melindungi hak-hak anak, yang diatur dalam Undang Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Lomba bertema “Masalah Anak dalam Pemberitaan Media” ini terbuka bagi semua wartawan media cetak (harian, mingguan, dwi mingguan dan bulanan) dan media online. Persyaratan umum untuk peserta lomba adalah: tulisan pernah dimuat di media cetak (harian, mingguan, dwi mingguan dan bulanan) dan online pada 1 September 2005 hingga 12 Oktober 2006. Saat mengirimkan naskah, peserta diminta menyertakan kartu pers yang masih berlaku.
Dewan juri lomba ini berasal dari sejumlah lembaga yang bergerak dalam penanganan isu anak dan media: Ninuk Pambudy (Wartawan Harian Kompas), Atmakusumah Astraatmadja (Pengajar Lembaga Pers Dr. Soetomo, Jakarta), Mohammad Farid (Komisi Nasional Hak Asasi Manusia), Antarini Arna (Direktur Eksekutif Yayasan Pemantau Hak Anak), Sumarni Dawam Rahardjo (Deputy IV Kementrian Pemberdayaan Perempuan), Heru Hendratmoko (Ketua Umum AJI), dan Kendartanti Subroto (UNICEF).
Panitia menyediakan sertifikat penghargaan dan hadiah uang untuk tiga pemenang; Rp. 12 juta untuk juara pertama, Rp 10 juta untuk juara kedua, dan juara ketiga akan menerima Rp. 8 juta. Penghargaan kepada pemenang akan diberikan pada 30 November 2006. Materi lomba paling lambat harus sudah diterima Panitia pada tanggal 12 Oktober 2006 (cap pos). Tulisan dapat dikirimkan ke sekretariat Panitia Lomba Penulisan tentang Anak, Jl. Kembang Raya No. 6, Kwitang, Senen, Jakarta Pusat 10420. Telp. (021) 315 1214.
Informasi lebih lanjut di http://www.ajiindonesia.org

PANDA MERAH


Panda Merah atau dalam nama ilmiahnya Ailurus fulgens adalah sejenis binatang menyusui di dalam ordo Carnivora. Sesuai namanya, Panda Merah memiliki bulu tebal berwarna merah kecoklatan dan berkaki hitam. Mukanya berbentuk bulat berwarna putih dengan garis merah kecoklatan dari mata ke mulutnya. Buntutnya panjang dengan duabelas cincin merah dan coklat-muda berselang-seling. Tapak kakinya ditutupi oleh bulu berwarna putih, yang berguna untuk menjaga kehangatan tubuh serta untuk berjalan di atas permukaan salju atau es.
Spesies ini pertama kali dideskripsikan ke dunia pengetahuan pada tahun 1825. Klasifikasi taksonomi Panda Merah sudah lama menimbulkan kontroversi. Sebelumnya Panda Merah ditempatkan dalam suku keluarga beruang Ursidae karena mempunyai kesamaan dengan beruang Panda, keduanya memiliki lima jari dengan ekstra jari di samping lima jarinya. Ekstra jari ini adalah tulang pergelangan tangan yang termodifikasi. Panda Merah juga ditempatkan dalam suku tunggal Ailuridae. Namun sekarang spesies ini ditempatkan dalam suku Procyonidae, karena kemiripannya dengan spesies hewan dalam keluarga rakun. Panda Merah merupakan satu-satunya spesies di subsuku Ailurinae dan genus tunggal Ailurus.
Daerah sebaran Panda Merah adalah di Asia Tengah. Spesies ini ditemukan di hutan pegunungan Himalaya, Bhutan, Republik Rakyat Tiongkok, India, Laos, Myanmar dan Nepal.
Panda Merah aktif pada waktu pagi dan senja. Di siang hari, mereka tidur dan beristirahat di dahan pohon. Walaupun memiliki sistem pencernaan hewan karnivora, Panda Merah memiliki kebiasaan seperti hewan herbivora. Makanan utamanya adalah bambu, dan termasuk aneka buah, akar-akaran, rumput, beri dan tumbuh-tumbuhan lainnya. Untuk tambahan gizi, Panda Merah juga memakan telur, anak burung, serangga dan hewan-hewan kecil.
Panda Merah betina biasanya melahirkan dua ekor anak panda. Anak-anak panda ini buta waktu dilahirkan, dan mulai dapat melihat setelah berumur tiga minggu. Jantan dewasa tidak berperan dalam membesarkan anak panda. Panda Merah jantan adalah hewan teritorial, mereka menandai daerahnya dengan menggesekan kantung hormon mereka di benda-benda yang terdapat di alam liar.
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan dan penangkapan liar yang terus berlanjut untuk perdagangan dan untuk diambil bulunya, serta daerah dan populasi dimana spesies ini ditemukan terbatas, Panda Merah dievaluasikan sebagai Terancam Punah di dalam IUCN Red List. Spesies ini didaftarkan dalam CITES Appendix I. FOTO Taken from Stavenn_Ailurus_fulgens_00.jpg

;;